Kisah Inspiratif Jingga Arhsabidari Pendiri Octotouch, Peduli Difabel dan Kesehatan Mental
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jingga Arhsabidari merupakan salah satu anak muda yang peduli akan hak-hak penyandang disabilitas. Karena pengalaman dan kepedulian inilah, yang akhirnya membawa Jingga menjadi seorang mentor.
Memiliki seorang adik yang difabel merupakan sebuah tantangan bagi keluarga Jingga, terutama sang ibu.
Jingga mengisahkan, untuk merawat adiknya, sang ibu banyak belajar tentang hal baru terkait bagaimana merawat anak dengan kondisi istimewa sejak kecil.
Kehebatan ibu Jingga dalam merawat Drumas, adik Jingga yang difabel, menjadi latar belakang berdirinya sebuah wadah yang dinamakan Octotuch. Lewat wadah ini Jingga dan ibunya membantu masyarakat sekitar dengan kondisi difabel.
Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan pendampingan khusus yang tak hanya berfokus pada si individu, namun juga keluarga yang butuh penguatan mental.
“Tidak hanya individunya saja, tetapi juga pendamping dan pengurusnya. Itulah kenapa ada Octotouch, yang tadinya hanya fokus dengan difabel sekarang juga melingkupi kesehatan mental,” ungkap Jingga selaku CEO & Mentor Octotuch dalam podcast Aksi Nyata Partai Perindo, Senin (7/8/2023).
Seiring perjalanannya dalam merawat anak-anak berkebutuhan khusus, Jingga melihat bahwa masih kurang fasilitas umum yang layak untuk menunjang aktivitas anak-anak penyandang disabilitas.
Jingga berharap kepada pemerintah agar memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak difabel dalam hal pekerjaan dan lainnya, yang setara dengan orang-orang pada umumnya.
“Berharap banget pemerintah itu fokusnya nggak hanya sama kita-kita yang secara fisik lengkap, tetapi juga memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi kepada anak-anak berkebutuhan khusus, dan individu dengan disabilitas itu bekerja dan menghasilkan sesuatu yang produktif,” kata Jingga.
Lihat Juga: Mengenal IMOT, Model Terapi Intensif yang Efektif untuk Anak dan Remaja Penyandang Disabilitas
Memiliki seorang adik yang difabel merupakan sebuah tantangan bagi keluarga Jingga, terutama sang ibu.
Jingga mengisahkan, untuk merawat adiknya, sang ibu banyak belajar tentang hal baru terkait bagaimana merawat anak dengan kondisi istimewa sejak kecil.
Kehebatan ibu Jingga dalam merawat Drumas, adik Jingga yang difabel, menjadi latar belakang berdirinya sebuah wadah yang dinamakan Octotuch. Lewat wadah ini Jingga dan ibunya membantu masyarakat sekitar dengan kondisi difabel.
Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan pendampingan khusus yang tak hanya berfokus pada si individu, namun juga keluarga yang butuh penguatan mental.
“Tidak hanya individunya saja, tetapi juga pendamping dan pengurusnya. Itulah kenapa ada Octotouch, yang tadinya hanya fokus dengan difabel sekarang juga melingkupi kesehatan mental,” ungkap Jingga selaku CEO & Mentor Octotuch dalam podcast Aksi Nyata Partai Perindo, Senin (7/8/2023).
Seiring perjalanannya dalam merawat anak-anak berkebutuhan khusus, Jingga melihat bahwa masih kurang fasilitas umum yang layak untuk menunjang aktivitas anak-anak penyandang disabilitas.
Jingga berharap kepada pemerintah agar memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak difabel dalam hal pekerjaan dan lainnya, yang setara dengan orang-orang pada umumnya.
“Berharap banget pemerintah itu fokusnya nggak hanya sama kita-kita yang secara fisik lengkap, tetapi juga memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi kepada anak-anak berkebutuhan khusus, dan individu dengan disabilitas itu bekerja dan menghasilkan sesuatu yang produktif,” kata Jingga.
Lihat Juga: Mengenal IMOT, Model Terapi Intensif yang Efektif untuk Anak dan Remaja Penyandang Disabilitas
(tsa)